Kebonarum Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana
Kebonarum, 20 November 2024 – Kecamatan Kebonarum terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Hal ini dibuktikan dengan diselenggarakannya pelatihan Kecamatan Tangguh Bencana (KENCANA) selama dua hari, yaitu pada tanggal 19-20 November 2024. Pelatihan ini diikuti oleh seluruh relawan Kebonarum dan dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Bapak Sahruna.
Hari pertama pelatihan dilaksanakan di Aula Desa Menden dengan fokus pada materi teori. Para peserta diberikan pemahaman mengenai jenis-jenis bencana yang mungkin terjadi di wilayah Kebonarum, langkah-langkah mitigasi bencana, serta tata cara penanganan darurat bencana. Narasumber dari Puskesmas Kebonarum juga memberikan materi terkait pertolongan pertama pada korban bencana.
Pada hari kedua, pelatihan berlanjut di Pendopo Kantor Kecamatan Kebonarum dengan simulasi penanganan bencana. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan melakukan simulasi evakuasi, pertolongan pertama, dan penanganan pasca bencana. Simulasi ini bertujuan untuk melatih kesiapsiagaan dan koordinasi para relawan dalam menghadapi situasi darurat.
Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Bapak Sahruna, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas antusiasme para peserta. “Pelatihan KENCANA ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas para relawan dalam menghadapi bencana. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, diharapkan para relawan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya penanggulangan bencana di Kecamatan Kebonarum,” ujar Bapak Sahruna.
Para peserta pelatihan juga menyambut antusias kegiatan ini. “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya. Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang penanganan bencana. Semoga ilmu yang saya dapatkan dapat saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Bapak, salah seorang relawan.
Dengan diselenggarakannya pelatihan KENCANA ini, diharapkan Kecamatan Kebonarum semakin siap menghadapi berbagai jenis bencana. Kerja sama yang baik antara pemerintah, relawan, dan masyarakat menjadi kunci dalam upaya mengurangi risiko bencana dan meminimalkan dampak yang ditimbulkan.